Penulis : Dr. Sutopo, M.S
Penerbit : UNS PRESS
ISBN : 978-602-397-016-2
Panjang : 24,5 cm
Deskripsi :
Buku berjudul Modal Sosial dan komunikasi sosial terhadap pemberdayaan masyarakat yang berbudaya terdiri dari 5 Bab yang ringkasanya sebagai berikut : Modal sosial bukanlah modal dalam arti biasa seperti kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan asset atau modal nyata yang penting dalam masyarakat. Dalam modal sosial termasuk kemauan baik, rasa bersahabat saling simpati serta hubungan sosial dan kerja sama yang erat antara individu dan keluarga membentuk suatu kelompok sosial. Dari hasil kajian lapangan modal sosial di kalangan anggota kelompok tani pengelola lahan sabuk hijau ini terrefleksikan menjadi 11 bentuk kebiasaan yang dpat meningktkan kepercyaan (trust) dalam mengembangkan lahan sabuk hijau di tepain Waduk Kedungombo. Dalam buku ini lebih menjelaskan seara konsisten mengkontraskan dua bentuk strategi komunikasi yang bermacam-macam orang gunakan ketika mereka berinteraksi konvergensi dan divergensi. Masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan public juga memilikikebutuhandanharapanpada kinerja penyelenggara pelayanan public yang professional,sehingga yang sekarang menjadi tugas pemerintah. Sebagai makhluk sosial manusia dalam lingkup masyarakat tentunya sudah lazim menjalankan proses interaksi sosial. Dari interaksi sosial yang terjadi biasanya akan timbul masalah-masalah sosial dan pemecahannya di masyarakat. Interaksi sosial akan menjadikan lingkungan yang selaras dan seimbang. Buku ini mengulas pola komuniukasi masyarakat miskin yang tinggal di sekitar rel kereta api dan masyarakat yang tinggal di kanan kiri Sungai. Letak geografis yang tepat ditengah kota, gambaran umum lokasi yang kumuh, rumah berhimpitan, kehidupan yang seadanya serta pola komunikasi yang berbeda menjadi hal yang menarik untuk dicermati dan direnungkan secara mendalam. Hal ini dikarenakan manusia memiliki sifat untuk saling berhubungan dengan orang lain. Pada teori interaksional simbolik, proses komunikatif dipengaruhi akan ketergantungan yang besar pada konsep-konsep internal, seperti "empati", "identifikasi", dan "pengertian", yang artinya tergantung pada faktor-faktor yang berada dalam individu, Oleh karena itu diantara orang-orang yangterlibat dalam komunikasi harus ada kesamaan arti, jika tidak komunikasi akan tampak semakin rumit. Rumitnya jaringan dan ketidaksingkronan jalur-jalur komunikasi dapat menyebabkan sering timbulnya "salah komunikasi" (miss communication) dan menyebabkan "salah pengertian" (miss understanding) kemudian menjadi "salah interpretasi" (miss interpretation). Karena itu perlunya memiliki pegangan apa yang menjadi dasar dari suatu proses komunikasi. Proses pembuatan keputusan kelompok sebagai kebutuhan untuk memenuhi empat persyaratan tugas jika anggota ingin mencapai keputusan berkualitas tinggi Hirokawa dan Gouran merujuk pada kondisi ini sebagai fungsi prasya rat pembuatan keputusan efektif — jadi perspektif fungsional. Keempat fungsi itu adalah: 1) analisis masalah, 2) penetapan tujuan, 3) identifikasi alternatif, dan 4) evaluasi akibat positif dan negatif. Banyak ilmuwan komunikasi percaya bahwa pembahasan antar anggota memiliki pengaruh signifikan pada kualitas keputusan kelompok. Kebijasanaan tradisional menyatakan bahwa tugas adalah media atau saluran dimana informasi berpindah di antara peserta.